baik baik sayank by wali band

Selasa, 03 Juli 2012

Apa itu malan nisfu sya’ban????


Apa itu malan nisfu sya’ban????

Sya’ban, adalah bulan kedelapan dalam kalender Islam .Dinamakan Sya’ban, karena orang-orang Arab pada bulan-bulan tersebut yatasya’abun/berpencar untuk mencari sumber mata air. Dikatakan juga karena mereka tasya’ub/berpisah-pisah di gua-gua. Dan dikatakan juga sebagai bulan Sya’ban karena bulan ini muncul/sya’aba di antara dua bulan Rajab dan Ramadhan.
Sya'ban diambil kosa kata bahasa Arab yang berasal dari kata syi'ab yang artinya jalan di atas gunung. Islam kemudian memanfaatkan bulan Sya’ban sebagai waktu untuk menemukan banyak jalan, demi mencapai kebaikan.
Karena bulan Sya’ban terletak di antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan, karena diapit oleh dua bulan mulia ini, maka Sya’ban seringkali dilupakan. Padahal semestinya tidaklah demikian. Dalam bulan Sya’ban terdapat berbagai keutamaan yang menyangkut peningkatan kualitas kehidupan umat Islam, baik sebagai individu maupun dalam lingkup kemasyarakatan.

Karena letaknya yang mendekati
bulan Ramadhan, bulan Sya’ban memiliki berbagai hal yang dapat memperkuat keimanan. Umat Islam dapat mulai mempersiapkan diri menjemput datangnya bulan termulia dengan penuh suka cita dan pengharapan anugerah dari Allah SWT karena telah mulai merasakan suasana kemuliaan Ramadhan.

Bulan Sya'ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa.” (HR Abu Dawud dan Nasa'i)

Dari sinilah diutamakan bulan sya'ban agar senantiasa memperbaiki amal ibadah dan lebih sungguh-sungguh lagi agar yang ternagkat adalah lebih banyak amal kebajikan .shodaqoh dan menjalin silaturrahim. Umat Islam di Nusantara biasanya menyambut keistimewaan bulan Sya’ban dengan mempererat silaturrahim melalui pengiriman oleh-oleh yang berupa makanan kepada para kerabat, sanak famili dan kolega kerja mereka. Sehingga terciptalah tradisi saling mengirim parcel di antara umat Islam.
Sebagian ulama, diantaranya Ibnul Mubarak telah merajihkan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah menyempurnakan puasa bulan Sya’ban akan tetapi beliau banyak berpuasa di dalamnya. Pendapat ini didukung oleh hadis yang diriwayatkan imam Muslim dari ‘Aisyah ra, katanya, ‘ Saya tidak mengetahui beliau SAW puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan’.
Nisfu artinya separuh jadi separuh bulan dalam bulan arab biasanya adalah tanggal 15 Kaum Muslimin meyakini bahwa pada malam ini, dua malaikat pencatat amalan keseharian manusia, yakni Raqib dan Atid, menyerahkan catatan amalan manusia kepada Allah SWT, dan pada malam itu pula buku catatan-catatan amal yang digunakan setiap tahun diganti dengan yang baru.
Nisfu Sya'ban berarti pertengahan bulan Sya'ban. Pada malam ini biasanya diisi dengan pembacaan Surat Yaasiin tiga kali berjamaah dengan niat semoga diberi umur panjang, diberi rizki yang banyak dan barokah, serta ditetapkan imannya.
Peringatan Nisfu Sya'ban tidak hanya dilakukan di Indonesia saja. Al-Azhar sebagai yayasan pendidikan tertua di Mesir bahkan di seluruh dunia selalu memperingati malam yang sangat mulia ini. Hal ini karena diyakini pada malam tersebut Allah akan memberikan keputusan tentang nasib seseorang selama setahun ke depan. Keutamaan malam nisfu Sya'ban diterangkan secara jelas dalam kitab Ihya' Ulumuddin karangan Imam Al-Ghazali.
Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya'ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan). Menurut al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Sya'ban Allah SWT memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya. Sedangkan pada malam ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh. Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun. Karena pada malam ke-15 bulan Sya’ban nanti, catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah SWT.

Para ulama menyatakan bahwa Nisfu Sya'ban juga dinamakan sebagai malam pengampunan atau malam maghfirah, karena pada malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada seluruh hamba Allah dipenjuru dunia .
Malam Nishfu Sya’ban dan seluruh bulan adalah saat yang utama dan penuh berkah, maka selayaknya seorang muslim memperbanyak aneka ragam amal kebaikan. Doa adalah pembuka kelapangan dan kunci keberhasilan, maka sungguh tepat bila malam itu umat Islam menyibukkan dirinya dengan berdoa kepada Allah Subhanahu wata’ala terlebih-lebih bulan yang dibulan say'ban dan romadhon nanti  , tapi jangan menunggu hari esok tapi laksanakanlah ibadah dengan khusu; dan banyak hari sebab besok belum tentu bisa ibadah. 
Nisfu Sya’ban dinamakan juga sebagai malam pengampunan atau malam magfirah, karena pada malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada hambanya yang saleh. Namun dalam pemberian ampunan itu dikecualikan bagi orang-orang yang masih tetap pada perbuatannya mensyarikatkan Allah alias musyrik, dan bagi mereka yang tetap berpaling dari Allah SWT. Nabi bersabda: ?Tatkala datang malam Nisfu Sya’ban Allah memberikan ampunanNya kepada penghuni bumi, kecuali bagi orang syirik (musyrik) dan berpaling dariNya (HR Ahmad).
Kecuali Enam Golongan Ibn Ishak meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa pernah Rasulullah memanggil isterinya, Aisyah dan memberitahukan tentang Nisfu Sya’ban. “Wahai Humaira, apa yang engkau perbuat malam ini? Malam ini adalah malam di mana Allah yang Maha Agung memberikan pembebasan dari api neraka bagi semua hambanya, kecuali enam kelompok manusia”.
Kelompok yang dimaksud Rasulullah yaitu, Pertama, kelompok manusia yang tidak berhenti minum hamr atau para peminum minuman keras. Sebagaimana berulang kali dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan hamr adalah jenis minuman yang memabukkan, baik jenis minuman yang dibuat secara tradisional mapun jenis minuman yang dibuat secara modern. Istilah populernya adalah minuman keras atau miras. Yang disebut pertama antara lain tuak atau ballok, baik ballok tala, ballok nipa, maupun ballok ase. Sementara yang disebut kedua antara lain bir dan whyski. Termasuk kategori sebagai orang yang tidak berhenti minum hamr ialah orang-orang menyiapkan minuman tersebut atau para pembuat dan pengedarnya. Mereka ini tidak mendapat pembebasan dari api neraka, tetapi malah diancam dengan siksaan api neraka.
Kedua, orang-orang yang mencerca orang tuanya. Termasuk kategori mencerca orang tua ialah berbuat jahat terhadap orang tua yang dalam hal ini ibu bapak. Menurut ajaran agama yang menyatakan syis saja kepada ibu atau bapak itu sudah termasuk dosa. Membentak orang tua termasuk perbuatan yang sangat dilarang. Allah SWT di samping menegaskan kepada manusia untuk tidak beribadah selainNya, maka kepada kedua orangtua berbuat baiklah. Waqadha Rabbuka an La ta’buduu Illah Iyyahu wa bilwalidaini ihsanan (al-Isra: 17:23). Perbutan kategori baik terhadap orang tua antara lain bertutur kata kepada keduanya dengan perkataan yang mulia, merendahkan diri kepada keduanya dengan penuh kasih sayang, dan kepada keduanya didoakan; “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil.”
Ketiga, orang-orang yang membangun tempat zina. Tempat berzina dimaksud adalah tempat pelacuran yang kini nama populernya tempat PSK (pekerja seks komersial). Golongan atau kelompok orang yang seperti ini, pada malam Nisfu Sya’ban tidak mendapat pembebasan dari api neraka, tetapi sebaliknya mereka dijanji dengan siksaan dan azab.
Keempat, orang-orang atau para pedagang yang semena-mena menaikkan harga barang dagangannya sehingga pembeli merasa dizalimi. Misalnya, penjual bahan bakar minyak, termasuk minyak tanah. Harga dagangan jenis ini sudah ada harga standar, tetapi kalau penjualnya menaikkan harganya secara zalim, maka penjual yang demikian itulah yang tidak mendapat pembebasan dari neraka.
Kelima, petugas cukai yang tidak jujur. Termasuk kategori petugas cukai adalah para kolektor pajak atau orang-orang yang menagih pajak dan retribusi. Misalnya petugas cukai yang bertugas di pasar-pasar yang menerima uang atau cukai dari penjual dengan bukti penerimaan dengan karcis. Salah satu bentu ketidakjujuran kalau uang diterima tetapi tidak diserahkan bukti penerimaan (karcis).
Keenam, kelompok orang-orang tukang fitnah. Orang-orang kelompok ini suka menyebarkan isu dan pencitraan buruk yang sesungguhnya hanyalah sebuah fitnah. Keenam golongan inilah yang disebut tidak mendapat fasilitas itqun minannar.
Atas dasar itu, kiranya kita semua dapat menyadari bahwa sesungguhnya bulan Sya’ban merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan suci Ramadan. Persiapan itu meliputi persiapan mental dan persiapan fisik. Manusia atau umat hendaknya memasuki bulan suci Ramadan sudah dalam keadaan iman yang mantap dan sudah dalam keadaan mendapatkan syafaat, dan sudah dalam keadaan mendapat jaminan dan pembebasan dari siksaan api neraka.

Sumber :

Sabtu, 30 Juni 2012

Diatas Titian Jahannam (1


(¯`•.¸♥Diatas Titian Jahannam (1)♥¸.•´¯)

Oleh : Anissa Cahaya haty

“APABILA LANGIT TERBELAH” (Qs Al- insyiqaaq: 1
“APABILA LANGIT DIGULUNG”. DAN APABILA BINTANG-BINTANG BERJATUHAN. DAN APABILA GUNUNG-GUNUNG DIHANCURKAN (Qs At-takwir : 1-3)
“TAHUKAH KAMU APAKAH HARI PEMBALASAN ITU?”. SEKALI LAGI TAHUKAH KAMU HARI PEMBALASAN ITU?” (Qs Al-infithaar: 17-18)
“YAITU HARI (YANG PADA WAKTU ITU) DITIUP SANGKAKALA LALU KAMU DATANG BERKELOMPOK-KELOMPOK”. (Qs An-naba:18)
***
Shirat adalah jembatan yang terbentang diatas neraka jahanam .Ia lebih tajam dari pedang, lebih halus dari rambut, licin dan mudah menggelincirkan. Shirat adalah jalan yang gelap serta membakar.
Muslimin dan pengikut para Rasul akan berhasil melewati Shirat.
Diriwayatkan dari salman Al-farisi dari nabi, beliau bersabda "Dan diletakkanlah shirat yang tajamnya seperti pisau (cukur).
Lalu malaikat bertanya: " Siapakah yang dapat melewatinya?"
Maka Allah berfirman " Orang yang Ku-kehendaki diantara Makhluk"
Lantas mereka berkata : "Maha suci Engkau, Kami belum beribadah dengan sebenar-benar ibadah kepada-Mu" (HR ALHAKIM)
Aisyah bertanya : "Aku bertanya kepada Rosululloh tentang firman Alloh SWT" (yaitu) (pada hari (ketika)) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit (Q.S. Ibrahim 48)
'Dimana manusia ketika itu wahai Rosululloh?' Beliau bersabda "diatas Shirath"
DAHSYATNYA UJIAN SHIRATH
Melewati shirat termasuk ujian berbahaya, atau bahkan yang paling berbahaya pada hari kiamat, sebab di dalamnya terdapat berbagai hal yang MENAKUTKAN, MENCEMASKAN, MENGKHAWATIRKAN dan MENGGONCANGKAN AKAL maupun JIWA makhluknya. Kita sama sekali tidak bisa membayangkan.
ADA 4 HAL YANG MENUNJUKKAN HAL TERSEBUT :
1.Saat itu setiap orang hanya memikirkan dirinya sendiri
2.Ketakutan malaikat akan kedahsyatan nya, padahal mereka makhluk yang tidak dihisap.
3. Keberadaan Nabi Muhammad disana untuk memberikan syafaat.
Anas bin Malik berkata : "Aku memohon kepada Nabi agar memberikan SYAFAAT untukku pada hari kiamat.
Beliau bersabda: "Saya akan melakukannya"
Anas bertanya lagi :" Wahai Rasulullah dimanakah aku mencarimu? Beliau bersabda : "Carilah aku
pertama kali diatas shirat"
Anas lalu bertanya lagi, "Bagaimana jika aku tidak menjumpai mu di atas shirat?.
Beliau bersabda, "Maka carilah aku di mizan". Aku bertanya , "Lalu bagaimana kalau aku tidak
menjumpaimu di mizan? "
Beliau bersabda : "Maka carilah aku di Haudh (telaga) . Karena sesungguhnya aku tidak luput dari 3 tempat tersebut "(HR Ahmad )


4.Saat itu tidak ada yang dapat berbicara kecuali para Rasul.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: "Lalu diletakkan shirat diantara kedua sisi jahanam, maka aku adalah orang yang pertama
kali melewatinya diantara para Rasul yang membawa umatnya. Tidak ada yang dapat berbicara ketika itu kecuali para Rasul. Doa para Rasul ketika itu adalah : "YA ALLAH , SELAMATKANLAH, SELAMATKANLAH..." (HR Al-Bukhari (806), Muslim (182) )


Dari hadis-hadis diatas terlihat jelas bahwa ujian melewati shirat termasuk salah satu ujian yang mengharuskan kita memelihara amal-amal yang bisa menyelamatkan kita dari ujian-ujian tersebut.

Abdullah bin Masud meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda : "ORANG YANG TERAKHIR MASUK SURGA ADALAH ORANG YANG BERJALAN DIATAS SHIRAT DALAM KEADAAN SESEKALI BERJALAN, SESEKALI TERSUNGKUR DAN SESEKALI API NERAKA MENJILATNYA" Ketika ia telah melewati itu , iapun menoleh kebelakang, "MAHA SUCI ALLAH YANG TELAH MENYELAMATKANKU DARIMU, SESUNGGUHNYA ALLAH TELAH MEMBERIKU SESUATU YANG TIDAK DIBERIKANNYA KEPADA SEORANGPUN DIANTARA ORANG-ORANG TERDAHULU DAN ORANG-ORANG YANG TERKEMUDIAN. (HR Al-Bukhari (16571)).

APAKAH ORANG-ORANG KAFIR DAN MUNAFIK AKAN MELEWATI SHIRAT?
Sebagian ulama berpendapat bahwa seluruh manusia baik muslim maupun kafir akan melewati shirath. Tetapi dalam As-shahihain disebutkan bahwa orang- orang musyrik dan ahli kitab tidak akan melewati shirat, sebab sebelum ujian melewati shirat mereka diperintahkan untuk mengikuti apa yang mereka sembah selain Allah sewaktu di dunia. Merekapun mengikuti sesembahan - sesembahan itu ke neraka. Kemudian di dorong keneraka sekuat-kuatnya. Sehingga merekapun berjatuhan kedalamnya. Setelah itu hanya umat ini yang tersisa di Mahsyar. Kemudian diletakkan shirat diatas neraka jahanam.

Tinggallah orang- orang yang dulunya menyembah Allah, baik yang taat maupun yang bermaksiat dan juga beberapa yang tertinggal (sisa-sisa) ahli kitab. Dikatakan kepada mereka ;APA YANG MENGHALANGI KALIAN SEKALIAN SEDANGKAN ORANG -ORANG TELAH PERGI?. Mereka menjawab ;KAMI TELAH TERPISAH DENGAN MEREKA SEDANGKAN KAMI SANGAT MEMBUTUHKANNYA HARI INI. SESUNGGUHNYA KAMI TELAH MENDENGAR PENYERU YANG MENYERUKAN HENDAKLAH SETIAP KAUM MENEMUI APA YANG DULU MEREKA SEMBAH.SESUNGGUHNYA KAMI SEDANG MENUNGGU ROBB KAMI.

Dalam riwayat muslim disebutkan bahwa : Nabi bersabda :”APABILA DATANG HARI KIAMAT ADA PENYERU YANG MENYERUKAN : “HENDAKLAH SETIAP UMAT MENGIKUTI APA YANG DULU MEREKA SEMBAH”. MAKA TIDAK ADA SEORANGPUN YANG DULUNYA MENYEMBAH SELAIN ALLAH BERUPA PATUNG-PATUNG DAN BERHALA-BERHALA KECUALI IA JATUH KEDALAM NERAKA ".

Akhirnya tidak ada yang tertinggal , kecuali orang-orang yang dulunya menyembah Allah dari golongan yang taat atau ahli maksiat dan juga beberapa yang tertinggal ( sisa-sisa ) ahli kitab.

Datanglah Rabbul alamin menemui mereka dalam bentuk lain yang mereka lihat sebelumnya.

Allah berfirman: “APA YANG KALIAN TUNGGU?” PADAHAL SETIAP UMAT TELAH MENGIKUTI APA YANG DULU MEREKA SEMBAH. Mereka berkata : “WAHAI RABB KAMI , KAMI TELAH TERPISAH DARI ORANG-ORANG ITU DI DUNIA. PADAHAL KAMI MEMBUTUHKAN MEREKA SAAT ITU. NAMUN KAMI TETAP TIDAK BERSAMA MEREKA.
Dia berfirman : “AKU ADALAH ROBB MU. Lantas mereka berkata , “KAMI BERLINDUNG KEPADA ALLAH DARIMU. KAMI TIDAK AKAN MEMPERSEKUTUKAN ALLAH DENGAN SESUATUPUN (dua sampai tiga kali), SEHINGGA HAMPIR SAJA DIANTARA MEREKA ADA YANG BERPALING ( dari kebenaran)

Lalu Dia berfirman : “ APAKAH ANTARA KALIAN DENGANNYA ADA TANDA YANG KALIAN KETAHUI?” . Mereka Menjawab ;: “YA . LALU, DIA MENGHILANGKAN KETAKUTAN DAN KEGALAUAN” MAKA TIDAKLAH TERTINGGAL ORANG YANG DULUNYA BERSUJUD KEPADA ALLAH DENGAN IKHLAS, KECUALI ALLAH MENGIZINKANYA UNTUK BERSUJUD, DAN TIDAKLAH TERTINGGAL ORANG YANG DULUNYA BERSUJUD KARENA CARI AMAN DAN RIYA (INGIN DILIHAT ORANG LAIN), KECUALI ALLAH MENJADIKAN PUNGGUNGNYA RATA (LURUS), SETIAP KALI IA INGIN SUJUD, IAPUN TERSUNGKUR DENGAN TENGKUKNYA.
(bersambung…)

Diatas Titian Jahannam (2)

(Sumber : DR Muhammad An-Nuaim “DIATAS TITIAN JAHANNAM” , Muhammad Tholhah Hasan , “APABILA IMAN TETAP BERTAHAN)

Salam Ukhuwah Fillah.
===

Minggu, 24 Juni 2012

ENGKAULAH SUAMI YANG AKU IMPIKAN


(`•.¸♥ ENGKAULAH SUAMI YANG AKU IMPIKAN ♥¸.•´¯)
Ketika engkau mencintaiku, engkau menghormatiku. Dan ketika engkau membenciku, engkau tidak mendzalimiku. (Dr. Ramdhan Hafidz)
Aku masih ingat saat malam pertama kita, saat itu engkau mengajakku shalat Isya’ berjamaah. Setelah berdoa engkau kecup keningku lalu berkata: “Dinda, aku ingin engkau menjadi pendampingku Dunia-Akhirat”. Mendengar ucapan itu, akupun menangis terharu. Malam itu engkau menjadi sosok seperti sayyidina Ali yang bersujud semalam suntuk karena bersyukur mendapatkan sosok istri seperti Siti Fatimah. Apakah begitu berharganya aku bagimu sehingga engkau mensyukuri kebersamaan kita? Malam itu, aku tidak bisa mengungkapkan rasa syukurku ini dengan ucapan. Aku hanya bisa mengikutimu, bersujud di atas hamparan sajadah. Tanpa bisa aku bendung, air mata ini tiada hentinya mengalir karena mensyukuri anugerah Allah yang diberikan padaku dalam bentuk dirimu. Akupun berikrar, aku ingin menjadi sosok seperti Siti Fatimah, dan aku akan berusaha menjadi istri sebagaimana yang engkau impikan.
Dan ternyata sujud itu bukan hanya di saat malam pertama, setiap kali aku terbangun pada akhir sepertiga malam, ku lihat engkau sedang bersujud dengan penuh kekhusu’an. Aku kadang iri dengan keshalihanmu, engkau terlena dalam sujudmu sedang aku berbaring di atas kasur yang empuk dengan sejuta mimpi. Kenapa engkau tidak membangunkan aku? Padahal aku ingin bermakmum padamu agar kelak aku tetap menjadi istrimu di surga. Aku hanya merasakan kecupan hangat melengkapi tidur malamku saat engkau terbangun untuk melakukan shalat malam. Apakah kecupan itu sebagai isyarat agar aku terbangun dari tidurku dan melaksanakan shalat berjamaah bersamamu? Atau karena engkau tidak tega membangunkan aku saat engkau melihat begitu pulasnya aku dalam tidurku? Aku yakin, dengan ketaatanmu pada agama, engkau akan membahagiakanku dunia-akhirat. Tidakkah agama kita mengajarkan bagaimana suami harus menyayangi istri, membuatnya bahagia, melindungi dan membuatnya tersenyum. Dan sebaliknya, istri harus berbakti, melayani dan membuat suaminya terpesona padanya.
Aku tidak peduli siapakah engkau, miskin dan kaya tidak ada bedanya bagiku. Aku hanya tertarik pada sosokmu yang bersahaja dan sederhana. Raut wajahmu yang penuh dengan keikhlasan membuatku ingin selalu menatapnya. Lembutnya sifatmu membuatku yakin bahwa engkau adalah suami yang bisa menerima segala pemberian Tuhan dan akan menyayangiku apa adanya. Aku tidak peduli dengan rumah mungil dan sederhana yang engkau persembahkan untuk kita tempati bersama. Rumah yang hanya terdiri dari ruang tamu, kamar kita, dan satu ruangan yang berisi buku-buku terutama buku agama. Namun dari rumah yang mungil ini, aku melihat taman surgawi menjelma di sini. Aku yakin engkau adalah sosok suami yang tekun belajar dan memahami agama, dan dengan bekal ini aku yakin engkau bisa membimbingku untuk meraih surga ilahi. Sebagaimana agama kita telah mengisyaratkan bahwa, barang siapa berjalan dijalan ilmu, maka Allah akan mempermudah jalan menuju ke surga.
Saat kulihat engkau begitu berbakti kepada kedua orang tuamu dan senang menjalin silaturahim, aku yakin engkau akan berlaku baik pada anak-istrimu. Aku lihat engkau jarang sekali berbicara, tapi masya Allah kalau sedang bekerja, engkau menjadi sosok yang tekun dan ulet. Dan dari cara tutur katamu, aku mendengar kata-kata mutiara yang penuh hikmah, sehingga yang tergambar dalam pikiranku adalah sosok Lukmanul Hakim, sosok suami dan ayah yang selalu mendidik keluarganya, mengajarkan anaknya untuk tidak menyekutukan Allah.
Sungguh aku bangga mempunyai suami sepertimu melebihi kebanggaanmu padaku. Aku lebih membutuhkanmu jauh melebihi kebutuhanmu padaku. Terima kasih suamiku, karena engkau telah membimbingku…
salam Ukhuwah Penuh Cinta bersama
Salam Ukhuwah Fillah.
===